Kamis, 13 April 2023

Cara shalat super cepat dan ringkas

 Assalamu Alaikum para Ikhwan...

Di Indonesia banyak sekali kita menjumpai para imam, makmum atau munfarid mengerjakan shalat dengan ringkas dan super cepat,  shalat dengan tempo cepat dan lebih ringkas hukumnya sah-sah saja, namun jangan sampai meninggalkan thuma'ninah dan bacaan sesuai kaidah tajwid. 

Shalat super cepat boleh saja, asalkan jangan meninggalkan 2 rukun shalat, yaitu Rukun Fi'li dan Rukun Qouli,

Rukun fi'li (gerakan fisik) harus dilakukan secara thuma’nînah (tenang), minimal lama waktunya thuma'ninah itu seperti membaca kalimat tasbih "Subhanallah", 

Rukun qouli berupa bacaan takbiratul ihram, Surat al-Fatihah, tasyahud (tahiyat) akhir, shalawat Nabi setelah tasyahud akhir, dan salam, harus sesuai kaidah ilmu tajwid. Pemahaman tentang aturan ini sangat penting untuk diperhatikan, supaya orang tidak shalat dengan cara semaunya sendiri

Berikut ini contoh bacaan ringkas dan cepat: 

1. Berdiri (bila mampu), wajib baca surah Al-fatihah saja sudah mencukupi

2. Ruku' dan Sujud, Adapun bacaan tasbih pada saat ruku' & sujud bisa dengan baca lafadz :

سبحان الله 

3. I'tidal, Sedangkan bacaan i'tidal bisa cukup dengan bacaan:

ربنا ولك الحمد 

4. Duduk diantara 2 sujud, cukup bacaan: 

رب اغفرلي


5. Bacaan tahiyat, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fathul Mu’in : 

  فلو أظهر النون المدغمة في اللام في أن لا إله إلا الله أبطل لتركه شدة منه كما لو ترك إدغام [تنوين] دال محمد في راء رسول الله 

Artinya: “Jika ada orang yang shalat membaca idh-har dari nun yang seharusnya dibaca idgham pada kalimat ‘al lâilâha illallâh’ maka hal tersebut dapat membatalkan shalat. Sebab meninggalkan tasydid di situ sebagaimana jika ada orang yang meninggalkan membaca idgham tanwin ‘dal’-nya ‘muhammad’ pada kalimat ‘muhammadar rasulullâh’. (Syekh Zainudin Al-Malyabari, Fathul Muin, [Dâr Ibnu Hazm], halaman 119). 

Dalam ilmu tajwid, metode bacaan terbagi tiga tingkatan kecepatan, yaitu tartil (tempo pelan), tadwir (sederhana), hadr (cepat). Adapun pada pembagian yang terakhir yakni hadr tersebut, walaupun bacaan cepat, tetap harus mengikuti aturan mîzân atau keseimbangan panjang pendek bacaan dengan jelas 

Bacaan tahiyat boleh dibaca secara ringkas dan cepat, Berikut ini contoh bacaan ringkas dan cepat seperti dijelaskan dalam kitab Fathul Muin, seperti bacaan tahiyat minimal sebagai berikut:

 فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين   وعاشرها: تشهد أخير وأقله ما رواه الشافعي والترمذي [الأذكار الأرقام: ٣٦٨- ٣٩١] : التيحات لله إلى آخره تتمته: سلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته سلام علينا وعلى عباد الله الصالحين أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله 

Artinya: “Rukun shalat yang kesepuluh adalah tasyahud akhir. Minimal bacaan dalam tasyahhud akhir sebagaimana yang diriwayatkan oleh As-Syafi’i dan At-Tirmidzi adalah bacaan At-tahiyyâtu lillâh, salâmun alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wa barakâtuh, salâmun 'alainâ wa ‘alâ ibâdillâhis shâlihîn. Asyhadu al-lâilâha illallâh, wa anna muhammadar rasûlullâh. (Syekh Zainuddin Al-Malyabari, Fathul Muin, halaman: 118)

Atau bisa dengan lafadz berikut:  

 التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ –

(kitab almughni : 1/385)

 وقال ابن مفلح ” الْوَاجِبُ خَمْسُ كَلِمَاتٍ، وَهِيَ: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، سَلَامٌ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، سَلَامٌ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَوْ رَسُولُ اللَّهِ ؛ لِأَنَّ هَذَا يَأْتِي عَلَى مَعْنَى الْجَمِيعِ، وَهُوَ الْمُتَّفَقُ عَلَيْهِ فِي الرِّوَايَاتِ ” انتهى من “المبدع” (1/412) . 

Berkata Ibnu Muflih,” yang wajib ( dibaca ) ada 5 kata, antara lain :  
1) attahiyatu lillah, 2) salaamun alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatulah, 3) salamun alaina wa alaa ibadhillah shalihin, 4) asyhadu anlaa ilaaha illallahu, dan, 5) wa asyhadu anna Muhammadan Abdhu warosuluh atau Rasulullah. Karena ini telah mencakup terhadap semua makna. Dan ia yang disepakai dalam riwayat riwayat.” 1/142

 وقال النووي : ” وَأَقَلُّهُ: (التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، سَلَامٌ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، سَلَامٌ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ) . وَقِيلَ يَحْذِفُ : (وَبَرَكَاتُهُ)، وَ: (الصَّالِحِينَ) ” انتهى من “المجموع” (3/455) . 

Berkata Imam Nawawi, “ (paling minimalnya) dengan membaca,

” التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، سَلَامٌ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، سَلَامٌ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ” 
(almajmu : 3/455).

Setelah tasyahud di atas, baru kemudian membaca shalawat nabi :

 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ  

Demikian, ulasan singkat terkait model shalat cara ringkas dan cepat, semoga para makmum yang sering ketinggalan dengan imam yang cepat, bisa mengikuti alternatif minimal bacaan tasyahud tersebut. Sholat model ringkas dan cepat hukumnya sah-sah saja, asal memenuhi rukun-rukunnya. Wallahu a’lam.  



0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Sufi ~ Artikel Ilmu Tasawuf dan Sufisme All Right Reserved
Hosted by Satelit.Net Support Satelit.Net